Sebagai seorang muslim, tidaklah kita memandang sesuatu melainkan dengan kaca mata syariat, terlebih dalam perkara-perkara gaib, seperti santet yang menjadi perbincangan saat ini.
Sebagian ulama mengatakan bahwa santet adalah benar-benar terjadi ‘riil’, dan memiliki hakikat. Artinya, santet memiliki pengaruh yang benar-benar terjadi dan dirasakan oleh orang yang terkena santet.
Ibnul Qudamah rahimahullah mengatakan, Santet adalah jampi atau mantra yang memberikan pengaruh baik secara zahir maupun batin, semisal membuat orang lain menjadi sakit, atau bahkan membunuhnya, memisahkan pasangan suami istri, atau membuat istri orang lain mencintai dirinya.
Namun ada ulama lain yang menjelaskan bahwa santet hanyalah pengelabuan dan tipuan mata semata, tanpa ada hakikatnya. Sebagaimana dikatakan oleh Abu Bakr Ar Rozi, Santet adalah segala sesuatu yang sebabnya samar dan bersifat mengelabui, tanpa adanya hakikat, dan terjadi sebagaimana muslihat dan tipu daya semata.
Sebagaimana yang disinggung di depan bahwa terdapat persilangan pendapat tentang kebenaran hakikat santet. ‘Apakah sihir hakiki?’ ‘Apakah orang yang terkena sihir benar-benar merasakan pengaruhnya?’ ‘Ataukah sihir hanya sebatas tipuan mata dan tipu muslihat semata?’
Adapun ahli sunnah wal jama’ah meyakini bahwa mungkin saja ada orang yang bisa terbang di angkasa, bisa mengubah manusia menjadi keledai, atau sebaliknya. Akan tetapi meskipun demikian ahli sunnah meyakini bahwa segala kejadian tersebut atas izin dan takdir dari Allah. Sebagaimana dalam firman AllahTa’ala yang artinya, “Dan mereka itu (para tukang sihir) tidak akan memberikan bahaya kepada seorang pun melainkan dengan izin dari Allah” (QS. Al Baqarah : 102)
Menurut ulama ahli sunnah wal jama’ah, sihir itu memang ada dan memiliki hakikat, dan Allah Maha Menciptakan segala sesuatu sesuai kehendak-Nya, keyakinan yang demikian ini berbeda dengan keyakinan kelompok Mu’tazilah yang menolak adanya santet.
Inilah keyakinan yang benar, insya Allah. Banyak sekali kejadian, baik di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun masa-masa setelahnya yang menunjukkan secara kasat mata bahwa santet memiliki hakikat dan pengaruh. Bukankah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disantet oleh Lubaid bin Al A’shom Al Yahudi hingga beliau jatuh sakit? Kemudian karena itu Allah ta’ala menurunkan surat al Falaq dan surat An Naas (al mu’awidaztain) sebagai obat bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini sangat jelas menunjukkan bahwa santet memiliki hakikat dan pengaruh terhadap orang yang terkena santet.
Untuk lebih jelasnya, simak ciri orang yang disebut-sebut terkena santet berikut ini:
1. Sakit tiba-tiba
Santet akan membuat korbannya mengalami sakit yang datang secara tiba-tiba. Namun saat diperiksa secara medis, penyakitnya tidak terdeteksi. Korban akan terus merasakan sakit disekujur tubuhnya meski tim dokter tidak menemukan tanda-tanda adanya penyakit.
2. Terkena penyakit aneh
Orang yang terkena santet biasanya akan mengalami sakit yang diakibatkan oleh penyakit aneh. Biasanya dalam tubuh korban akan muncul benda asing seperti, paku, kawat, atau rambut. Anehnya, korban tidak mengetahui dari mana benda asing tersebut masuk.
3. Mendengar suara aneh
Korban santet akan mendengar bisikan atau suara-suara aneh yang berulang secara terus menerus di waktu tertentu. Anehnya, orang lain tidak bisa mendengar suara tersebut. Korban santet juga akan mencium bau aneh, dan hanya dia saja yang bisa merasakannya.
4. Mendadak hilang ingatan
Orang yang terkena santet akan mengalami hilang ingatan yang terjadi secara mendadak. Akibatnya, dia akan melakukan hal aneh seperti orang stres. Orang yang terkena santet ini juga akan meminta makanan yang aneh-aneh.
5. Mengalami perubahan fisik
Orang yang disantet biasanya akan mengalami perubahan fisik yang aneh. Biasanya tubuh korban akan mengalami luka bakar, bengkak, atau keluar darah. Keanehan tersebut terjadi dalam waktu yang singkat dan sudah dipastikan bukan karena penyakit.
Santet, teluh, sihir atau apapun namanya adalah energi negatif
yang mampu merusak kehidupan seseorang, berupa terkena penyakit, kehancuran
rumah tangga hingga sampai kematian.
Berbagai penyelidikan pun telah banyak dilakukan ilmuwan terhadap
fenomena santet dan sejenisnya. Tentu metode penelitian para ilmuwan agak
berbeda dengan agamawan.
Jika para agamawan memakai rujukan dalil-dalil kitab suci (ayat
kitabiyah), maka para ilmuwan menggunakan ayat kauniyah (alam semesta) untuk
menyelidiki santet ini.
Penyelidikan yang menggunakan ayat kauniyah tentunya harus
memiliki metode yang sifatnya ilmiah, mulai dari mencari kasus-kasus santet,
tipe-tipe santet, gejala, akibat dan sebagainya.
Lalu kemudian dilakukan berbagai eksperimen untuk penyembuhannya.
Salah satu kesimpulan / pendapat yang mengemuka adalah santet itu sebenarnya
adalah energi. Kenapa dalam kasus santet bisa masuk paku, kalajengking,
penggorengan, dan lainnya, bisa dijelaskan melalui proses materialisasi energi.
Nah, santet dan mahluk halus itu ternyata energi yang bermuatan
(-). Bumipun ternyata memiliki muatan (-). Dalam hukum C Coulomb dikatakan
bahwa muatan yang senama akan saling tolak menolak dan muatan yang tidak senama
justru akan tarik menarik. Rumusnya :
F = K * ((Q1*Q2)/R^2)
F = gaya tarik menarik
K = Konstanta
Q1, Q2 = muatan
R = jarak
Nah karena demit alias mahluk halus dan bumi itu sama-sama
bermuatan (-) makanya para demit itu tidaklah menyentuh bumi.
Orang tua jaman dulu juga sering mengingatkan jika bicara dengan
orang yang tidak dikenal pada malam hari maka lihatlah apakah kakinya menapak
ke bumi atau tidak. Jika tidak, maka ia berarti golongan mahluk halus.
Begitu juga dengan santet yang ternyata bermuatan (-), maka secara
fisika bisa ditanggulangi atau ditangkal dengan hukum C Coulomb ini.
Disini kita tidak membahas metode melawan santet dengan zikir
karena sudah banyak dibahas tapi kita akan mencoba menawarkan alternatif
lainnya yang bisa bersifat “standalone” (untuk non muslim) maupun digabungkan
dengan zikir (untuk muslim).
Beberapa Metodenya :
1. Tidurlah di lantai yang langsung menyentuh bumi.
Boleh gunakan alas tidur asal tidak lebih dari 15 Cm. Dengan tidur
di lantai maka santet kesulitan masuk karena terhalang muatan (-) dari bumi.
2. Membuat alat elektronik yang mampu memancarkan gelombang
bermuatan (-).
Mahluk halus, jin, santet, dll akan menjauh jika terkena getaran
alat ini. Tapi kelemahan alat ini tidak mampu mendeteksi mahluk baik dan jahat.
Jadi, alat ini akan “menghajar” mahluk apa saja. Jika ada jin baik
dan jin jahat maka keduanya akan “diusir” juga.
3. Menanam pohon atau tanaman yang memiliki muatan (-).
Bagi yang peka spiritual, aura tanaman ini adalah terasa “dingin”.
Pohon yang memiliki muatan (-) diantaranya : dadap, pacar air, kelor, bambu
kuning dll.
Tanaman sejenis ini paling tidak disukai mahluk halus. Biasanya
tanaman bermuatan (-) ini tidaklah mencengkram terlalu kuat di tanah (bumi)
dibandingkan dengan tanaman bermuatan (+)
Lain halnya dengan pohon yang memiliki muatan (+) seperti pohon
asem, beringin, belimbing, kemuning, alas randu, dll maka phohon sejenis ini
tentu akan menarik mahluk halus dan seringkali dijadikan tempat tinggal.
Hal ini dikarenakan ada gaya tarik menarik antara pohon (+) dan
mahluk halus (-) sesuai hukum Coulomb. Rumusnya :
F = K * ((Q1*Q2)/R^2)
F = gaya tarik menarik
K = Konstanta
Q1, Q2 = muatan
R = jarak
Terlepas dari berhasil atau tidaknya cara-cara di atas, semuanya
pasti akan kembali bergantung pada Kekuasaan Tuhan Sang Pencipta.
Cara yang paling ampuh untuk menangkal segala hal buruk yang ada
di sekeliling kita adalah tetap berserah dan mendekatkan diri kepada-Nya
sembari mengharapkan perlindungan-Nya.